Rabu, 30 April 2008
Pengantin Tebu
Menjalin Kekompakan
Warsito S.T., General Manager PG Sindanglaut
PESTA adat pengantin tebu yang menandai dimulainya giling tebu Pabrik Gula (PG) Sindanglaut sengaja dipertahankan. Selain telah menjadi tradisi, juga sebagai media untuk menjalin kekompakan petani dan pegawai pabrik. Berbeda dengan tahun lalu, rangkaian acara pesta kawin tebu diisi dengan kegiatan sosial seperti sunatan massal. Tujuannya untuk menghilangkan kesan foya-foya. Memasuki musim giling tebu 2008, PG Sindanglaut yakin akan mampu menghasilkan gula pasir sesuai target, karena telah melalui persiapan secara teknis. Tahun giling 2008, PG Sindanglaut akan memproses tebu menjadi gula pasir dengan areal 3.500 hektare. (Titin\”MD”)***
Kualitas Kehidupan
Sri Heviyana Supardi, Ketua TPPKK Kab. Cirebon
PESTA giling bukan sekadar tradisi mengarak pengantin tebu dan berharap hasil panen yang berdampak pada peningkatan produksi. Kegiatan ini bisa juga dijadikan solusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar. Di antaranya dengan memberikan penyuluhan mengenai program pemerintah daerah mengenai kesehatan masyarakat, lewat kegiatan bakti sosial yang dilakukan. Sekaligus peningkatkan perekonomian karena begitu banyaknya masyarakat yang hadir dan meningkatnya jumlah para pedagang di sekitar lokasi. Mereka yang memiliki keahlian berproduksi, seperti membuat bahan olahan atau bahan jadi, dapat memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan pendapatan. Banyak hal positif yang didapat dari rangkaian kegiatan ini, terutama melihat peranan ibu-ibu untuk mempersiapkan pesta rakyat ini. (Titin\”MD”)***
Menarik Wisatawan
Charim Soeparto M.M., Ka. Bakombudpar
PESTA giling, mengarak pengantin tebu, bancakan atau apa pun namanya, bukan sekadar ritus yang harus dipertahankan. Kegiatan ini menjadi salah satu dari 74 prosesi yang harus dilestarikan dan dapat menarik minat wisatawan lokal maupun asing. Kenyataannya, pesta giling merupakan prosesi yang ditunggu-tunggu masyarakat dengan persiapan yang begitu matang. Setidaknya hampir serupa dengan kegiatan lain seperti nadran atau magang sri. Pada akhirnya harus ada komitmen yang kuat untuk menjadikan prosesi pesta giling sebagai salah satu daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing. (Titin\”MD”)***
Sumber: Pikiran Rakyat